Terima kasih telah berkunjung, Blog ini tercipta atas kerjasama kami dengan http://netkom-wifi.com
selaku distributor perangkat wireless terkemuka di tanah air.
Semoga dengan adanya tulisan-tulisan di blog ini bisa membantu anda dalam memahami dunia wireless.


Regards,


Cak Mad


NB :
Pingin sih buat Blog khusus tentang Korupsi, mengingat negara kita gak bisa Maju, faktor utamanya adalah Korupsi, karena Korupsi membuat hanya Pejabat saja yang Makmur, rakyat tetap terkubur, Korupsi membuat mental pelayanan publik menjadi memble, karena Birokrat kita hanya main gaple (sambil nunggu ceperan).












Friday, January 1, 2010

Bullet2 Dari Ubiquity Keunggulan Akses Poin Tanpa Antena


Bullet2 adalah produk revolusioner dari Ubiquity, berbeda dengan akses poin merk lainnya, Bullet2 tidak dilengkapi dengan antena bawaan, jadi kita harus membeli antena tambahan atau antena external secara terpisah, tidak heran karena Bullet 2 memang dikhususkan untuk penggunaan oudoor, karena sifatnya yang unik ini maka Bullet 2 memiliki redaman yang sangat minim karena Bullet2 tidak memerlukan pigtail, pigtail adlah kabel untuk menghubungkan antara radio dan antena external. Karenanya jika kita memperbandingkan antara Bullet dengan akses poin merk lain yang sekelas, yakni dengan radio yang memiliki TX power yang sama, maka Bullet2 memiliki kekuatan sinyal yang lebih besar dan kemudian memiliki jangkauan yang lebih jauh. Radio wireless buatan pabrik di Canada ini juga memiliki tampilan dan fitur yang sama dengan saudaranya Nano Station2, dengan harga yang lebih murah namun TX power lebih rendah yakni 100mw, jadi cukup untuk jarak menengah, kami uji dengan didampingi dengan antena Omni Lokal 13dBi bisa memiliki jangkauan efektif antara 1-3 Km, cukup memadai bagi pelaksana RT RW Net untuk lingkup seluas wilayah perumahan atau RW, apalagi dengan budget yang tidak memakan biaya terlalu besar. Kami juga pernah menguji dari jarak 325 meter, Bullet2 dan Antena Omni Lokal 13dBi, dapat diakses dengan menggunakan Notebook yang dilengkapi dengan PCMCIA Wireless Adapter Atheros bisa menjalankan fasilitas internet dengan baik. PT. Telkom Surabaya dan PT. Telkom Bojonegoro pun menggunakan antena omni lokal 13 dBi sebagai kelengkapan fasilitas Hotspot Kampung Speedy-nya.

Saturday, December 26, 2009

Nano Station2 Antara Kelebihan dan Kekurangan



Nano Station2 adalah radio wifi yang fenomenal, saat ini banyak digemari di seluruh dunia, dengan firmware Air OS-nya telah merajai penjualan access point di berbagai tempat. Hal yang disukai adalah perangkat tersebut telah terintegrasi dengan antena panel 10dBi, menjadikannya mudah dipasang dan tidak perlu repot lagi memasangkan lagi dengan antena tambahan. Apalagi Nano Station2 telah dilengkapi pula dengan POE, sehingga menjadikannya perangkat tersebut bisa dipasang di kondisi outdoor. TX Power dari Nano Station2 ini juga cukup besar yakni 400mw, bisa menjangkau jarak jauh hingga lebih dari 5 Km dalam kondisi normal tanpa perlu menggunakan antena tambahan lagi, namun ketika kita ingin mencapai jangkauan lebih jauh lagi, perangkat ini menyediakan konektor SMA Male agar bisa dihubungkan dengan antena tambahan atau antena external agar bisa menjangkau jarak lebih jauh lagi.Disamping itu ada beberapa fitur istimewa dari Nano Station2 yang jarang dimiliki oleh perangkat merk lain, yakni Align Antenna, Traceroute, Banwidth Test, Channel Spectrum Width, dan Channel Shifting. Dimana kedua fitur tearkhir dibutuhkan dalam menangani kompleksitas jaringan wifi yang sudah jenuh. Pengalaman kami juga menunjukkan bahwa radio ini juga memiliki sensitifitas yang cukup bagus yang jarang dimiliki oleh radio wifi merk lainnya, diakui cukup stabil pula. Disamping kelebihan-kelebihan yang diungkap diatas, Nano Station2 juga memiliki kekurangan, yakni ketika menggunakan antena tambahan external, dia memiliki lost dBi yang cukup besar, ada rekan yang mengukur mengatakan kehilangan bisa mencapai 6dBi. Jadi ketika menggunakan tambahan antena, dia tidak bisa jauh lebih melejit lagi jangkauannya.Kemudian hal yang perlu disayangkan lagi adalah Voltase dari adaptornya yang relatif kecil, yakni "hanya" 12 Volt, padahal Nano Station2 sudah berkehendak kuat menjadikannya sebagai perangkat outdoor, yang seyogyanya dia harus memiliki adaptor dengan tegangan yang lebih besar, misal 24 Volt agar bisa lebih stabil lagi. Kelihatannya ini adalah masalah hardware yang harus diperhatikan oleh Ubiquity selaku pabriknya.Kekurangan non hardware adalah masalah After Sales Service, dimana klaim garansi dari Vendor di Indonesia terkenal lama prosesnya, bahkan bisa mencapai berbulan-bulan. Berbagai kekurangan diatas harus menjadi Pekerjaan Rumah yang harus dibenahi antara pabrikan dan Distibutor.