Terima kasih telah berkunjung, Blog ini tercipta atas kerjasama kami dengan http://netkom-wifi.com
selaku distributor perangkat wireless terkemuka di tanah air.
Semoga dengan adanya tulisan-tulisan di blog ini bisa membantu anda dalam memahami dunia wireless.


Regards,


Cak Mad


NB :
Pingin sih buat Blog khusus tentang Korupsi, mengingat negara kita gak bisa Maju, faktor utamanya adalah Korupsi, karena Korupsi membuat hanya Pejabat saja yang Makmur, rakyat tetap terkubur, Korupsi membuat mental pelayanan publik menjadi memble, karena Birokrat kita hanya main gaple (sambil nunggu ceperan).












Thursday, January 21, 2010

Test TP-Link WA-5110G dengan Senao ECB 3220


Kali ini TP-Link merk populer dari daratan Tirai Bambu Cina untuk urusan perangkat networking merilis produk baru, TL-WA5110G, access point dengan TX Power gede, yakni 26dBi atau 400mw, dengan tujuan untuk memperluas area coverage jangkauan, bahkan di site resminya www.tp-link.com, mengklaim bisa mencapai jangkauan hingga 50 Km lebih, asal harus dilengkapi dengan antena pengarah terfokus. Menariknya dalam kelengkapan paket penjualannya, WA-5110G sudah dilengkapi dengan POE (Power Over Ethernet), dengan kelengkapan ini agaknya TP-Link berniat untuk menyasar market perangkat radio outdoor seperti halnya Engenius dan Ubiquity, namun yang membedakan dengan kedua merk tersebut adalah harga WA-5110G jauh lebih murah, hanya Tiga Ratusan Ribu (sesuai nilai kurs saat posting ini), selain itu WA-5110G juga dilengkapi fitur istimewa, seperti Supports Ping Watch Dog (berguna untuk maintenance radio jika terjadi error), Supports Link Speed Test, dan Supports Antenna Alignment. Nah sekarang mari kita mulai jajal atau adu dengan akses poin sekelas dengannya, yakni Senao Engenius ECB 3220, yang sama-sama memiliki TX Power 26dBi. Tes kali ini kita menggunakan 2 tool software, yakni Netstumbler, anda bisa mendownloadnya DISINI, dan Bandwidth Test, Download juga DISINI.
Pada kondisi Indoor yang tidak LoS (Line of Sight). kita adu kedua radio ini pada kondisi TX Power sama-sama maksimal di 26dBi, dan hasilnya :
TP-Link WA-5110G =
- Bandwidth Test (Tool Mikrotik Bandwidth Test) = max 9- 12 Mbps
- Signal Strength (Tool Netstumbler) = +36

Senao ECB 3220 =
- Bandwidth Test(Tool Mikrotik Bandwidth Test) = max 13 - 15 Mbps
- Signal Strength(Tool Netstumbler) = +39

Jadi pemenang tes kali ini adalah Senao ECB 3220, dimana pada test adu cepat throughput, ECB 3220 lebih unggul sekitar 4 poin, dan pada tes kekuatan sinyal, kembali Engenius ECB 3220 mempunyai nilai lebih 3 poin dari TL-5110G. Agaknya benar juga hukum pasar, harga menentukan kualitas, harga ECB 3220 bisa mencapai dua kali lipat dari TL-5110G, namun dengan performa diatas TL-5110G. Maka kita belajar jangan terpesona oleh harga murah, di era pasar bebas sekarang, pasar akan dibanjiri oleh produk-produk baru yang murah meriah, namun dengan kualitas yang perlu dikritisi.


Tuesday, January 12, 2010

Mengenal Routerboard RB750 Mikrotik


Dengan kehadiran Routerboard RB750, Mikrotik semakin mengukuhkan dirinya sebagai manufaktur Router kelas Low End, apalagi ambisi Mikrotik untuk "routing the wordl" senantiasa terus menggelontor produk-produk barunya ke pasaran internasional. Routerboard RB 750 ini memang dikhususkan untuk kelas entry level, untuk penggunaan di rumah atau kantor kecil (SOHO), harganya juga cukup murah, hanya separoh dari harga RB450, namun dengan spesifikasi yang hampir sama dengan RB450, antara lain CPU sama 300MHz, RAM sama 32MB(hanya bedanya RB450 RAM sudah level DDR sedang RB750 masih SDRAM) , Data Storage sama 64MB, Lisence OS Mikrotik sama level 4, jumlah port ethernet sama 5 port, namun RB750 punya keunikan port ethernet bisa difungsikan menjadi mode switch. Yang membedakan lagi RB750 dibekali dengan tombol Reset, jadi lebih simple jika kita ingin me-reset nya sewaktu-waktu, tapi sayangnya RB750 tidak dibekali dengan port serial sebagaimana saudaranya RB 450. Meski harganya cukup murah namun Routerboard ini sudah dibekali dengan Casing dan Adaptor 12Volt. Bagi anda yang suka bepergian RB750 ini cocok sebagai perangkat Router portable, bentuknya yang kecil dan enteng, sangat nyaman dijinjing.
Berbeda dengan Routerboard versi sebelumnya, dimana pada ethernet port 1 atau biasa disebut ether1 secara default tidak bisa diakses dengan Winbox, mungkin dengan alasan security, Mikrotik sengaja men-"Disable" ether1 ini, tapi bagi anda yang ingin agar ether1 ini bisa diakses oleh Winbox, berikut caranya :
Pertama, anda harus masuk dari selain ether1 misal ether2, lalu login dengan Winbox (dari ether2), buka IP ->Neighbour List ->Discovery Interface, di set jadi Enable.

Berikutnya masuk Tools -> Mac Server ->Winbox Interface tools, lalu tinggal di tambahkan, di add ->Pilih Ether 1 gateway. Demikian semoga berhasil.


Monday, January 11, 2010

Instalasi Antena Grid Freq 5.8GHz

Antena Grid untuk Freq 5.8GHz memang hampir mirip bentuknya dengan Antena Grid frekuensi 2,4GHz, kecuali ukuran "Body-nya" yang lebih kecil dan bentuk Dipolenya yang berbeda, namun dari segi instalasinya tidak berbeda jauh, berikut kami suguhkan video pemasangannya, semoga membantu bagi pemula yang sering kebingungan.

Friday, January 1, 2010

Bullet2 Dari Ubiquity Keunggulan Akses Poin Tanpa Antena


Bullet2 adalah produk revolusioner dari Ubiquity, berbeda dengan akses poin merk lainnya, Bullet2 tidak dilengkapi dengan antena bawaan, jadi kita harus membeli antena tambahan atau antena external secara terpisah, tidak heran karena Bullet 2 memang dikhususkan untuk penggunaan oudoor, karena sifatnya yang unik ini maka Bullet 2 memiliki redaman yang sangat minim karena Bullet2 tidak memerlukan pigtail, pigtail adlah kabel untuk menghubungkan antara radio dan antena external. Karenanya jika kita memperbandingkan antara Bullet dengan akses poin merk lain yang sekelas, yakni dengan radio yang memiliki TX power yang sama, maka Bullet2 memiliki kekuatan sinyal yang lebih besar dan kemudian memiliki jangkauan yang lebih jauh. Radio wireless buatan pabrik di Canada ini juga memiliki tampilan dan fitur yang sama dengan saudaranya Nano Station2, dengan harga yang lebih murah namun TX power lebih rendah yakni 100mw, jadi cukup untuk jarak menengah, kami uji dengan didampingi dengan antena Omni Lokal 13dBi bisa memiliki jangkauan efektif antara 1-3 Km, cukup memadai bagi pelaksana RT RW Net untuk lingkup seluas wilayah perumahan atau RW, apalagi dengan budget yang tidak memakan biaya terlalu besar. Kami juga pernah menguji dari jarak 325 meter, Bullet2 dan Antena Omni Lokal 13dBi, dapat diakses dengan menggunakan Notebook yang dilengkapi dengan PCMCIA Wireless Adapter Atheros bisa menjalankan fasilitas internet dengan baik. PT. Telkom Surabaya dan PT. Telkom Bojonegoro pun menggunakan antena omni lokal 13 dBi sebagai kelengkapan fasilitas Hotspot Kampung Speedy-nya.